Bogorplus.id – Kemunculan aplikasi World App viral di media sosial, karena memberikan imbalan uang hingga Rp800 ribu bagi siapa saja yang bersedia melakukan pemindaian iris mata.
Aplikasi ini dikembangkan oleh organisasi Tools for Humanity (TFH) yang berbasis di Amerika Serikat dan bertujuan menciptakan sistem identitas global berbasis data biometrik.
World App itu sendiri merupakan bagian dari proyek World Coin, yang dikelola oleh TFH.
Perusahaan ini didirikan oleh dua tokoh besar dalam dunia teknologi, yaitu Sam Altman, CEO OpenAI dan pencetus ChatGPT, serta Alex Blania.
Proyek ini mengusung ide ambisius: menciptakan identitas digital universal bagi seluruh manusia di dunia, yang terhubung melalui pemindaian iris mata menggunakan perangkat khusus bernama Orb.
Orb adalah perangkat yang dirancang dengan teknologi tinggi. Ia dilengkapi kamera dan sensor mutakhir untuk memindai iris mata serta menangkap gambar beresolusi tinggi dari wajah dan tubuh pengguna.
Tidak hanya itu, Orb juga mampu mendeteksi detak jantung, pernapasan, dan tanda vital lainnya secara nirkontak menggunakan teknologi radar doppler.
Semua informasi biometrik tersebut kemudian digunakan untuk menghasilkan sebuah kode unik bernama “IrisHash”, yang diklaim disimpan secara lokal di dalam perangkat Orb dan tidak dibagikan ke pihak ketiga.
Kode ini digunakan untuk menghindari pendaftaran ganda dan memverifikasi keunikan identitas seseorang dalam sistem.
Menurut platform keamanan data digital TrustCloud, pemindaian iris mata dan data biometrik lainnya termasuk dalam kategori informasi sangat sensitif.
Berbeda dengan data pribadi seperti nama atau alamat yang masih bisa diubah, data biometrik bersifat unik dan permanen.
Hal inilah yang menimbulkan kekhawatiran, apabila data biometrik bocor atau disalahgunakan, risikonya bersifat jangka panjang dan sulit untuk diperbaiki.
Menanggapi polemik yang berkembang, pihak Tools for Humanity mengumumkan bahwa mereka menghentikan sementara layanan verifikasi World App di Indonesia.
Penghentian ini dilakukan secara sukarela sambil menunggu kejelasan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika terkait izin dan lisensi operasional di Indonesia.
Dalam keterangan resminya, TFH menegaskan, mereka memahami kekhawatiran yang muncul dan akan berkomitmen untuk mematuhi semua regulasi lokal.
“World telah menghentikan sementara layanan verifikasi di Indonesia secara sukarela dan saat ini tengah mencari kejelasan terkait persyaratan izin dan lisensi yang relevan,” kata Tools for Humanity, dalam keterangannya.
Mereka juga menambahkan, adopsi teknologi baru memang kerap diiringi skeptisisme, sama seperti saat ponsel, komputer, dan mobil pertama kali dikenalkan ke publik.
TFH menekankan bahwa World App dirancang untuk menjawab tantangan zaman, terutama di era kecerdasan buatan dan maraknya deepfake yang bisa mengaburkan identitas asli seseorang.
Menurut mereka, solusi seperti IrisHash menjadi penting untuk menjamin bahwa identitas digital benar-benar milik individu tersebut.