Macan Tutul Jawa Meresahkan Diamankan, Observasi Kesehatan Dilakukan di TSI Puncak Bogor

bogorplus.id – Seekor macan tutul (Panthera pardus melas) yang sempat mengkhawatirkan penduduk di Kampung Sepang, Desa Ciwarna, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, Banten, akhirnya berhasil diamankan oleh tim gabungan.

Saat ini, hewan yang dilindungi tersebut sedang menjalani observasi perilaku dan pemeriksaan kesehatan di Taman Safari Indonesia (TSI), Puncak, Bogor, Jawa Barat.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat, Agus Arianto, menyampaikan bahwa masalah antara macan tutul dan warga telah terjadi cukup lama.

Lokasi pemukiman yang berbatasan dengan kawasan hutan lindung Cagar Alam Gunung Tikung Gede menjadi salah satu penyebab munculnya hewan liar di area permukiman.

“Konflik sudah berlangsung lama, kita sudah berupaya bersama masyarakat, Formata, Babinsa, Bhabinkamtibmas, hingga aparat desa. Bahkan sempat dilakukan penggiringan, tapi tidak berhasil karena satwa ini terus bermain di sekitar perkampungan,” kata Agus saat diskusi Foksi (Forum Konservasi Satwa Liar Indonesia) di TSI, beberapa waktu lalu.

Tim telah melaksanakan berbagai usaha, termasuk pengamatan di lapangan, pemasangan kamera jebak, dan usaha menggiring satwa kembali ke hutan. Namun, macan tutul tetap terlihat di sekitar pemukiman. Mengingat usaha penggiringan tidak berhasil, tim akhirnya memutuskan untuk menempatkan perangkap di jalur hewan tersebut.

Sebelumnya, warga telah diinformasikan agar penanganan berjalan dengan aman untuk manusia dan hewan. Macan tutul tersebut kemudian sukses ditangkap dan dievakuasi ke TSI Bogor. Di tempat ini, hewan tersebut mendapatkan observasi dari tim medis yang profesional.

“Alhamdulillah, tak butuh waktu lama, berkat bantuan tim TSI, macan tutul berhasil kita selamatkan dan evakuasi untuk menjalani observasi di TSI. Saat ini sedang diperiksa oleh tim medis,” ujar Agus.

Selain observasi medis, pengujian laboratorium juga dilakukan oleh tim dari Pusat Studi Satwa Luar (PSSB) IPB untuk memastikan keadaan fisik dan hewan tersebut.

“Kalau kondisinya sehat dan naluri liarnya masih bagus, kita tentu akan lepasliarkan kembali. Tapi kalau belum memungkinkan, akan dirawat dulu,” tambahnya.

TSI dipilih karena memiliki fasilitas yang lengkap dan tim profesional yang berpengalaman dalam penanganan hewan liar.

“Sebenarnya kami juga punya tim medis, tapi fasilitas kami tidak sekomplet dan sebaik di sini (TSI). Jadi, kami titiprawatkan sementara di TSI agar proses pemulihan dan pemeriksaan bisa maksimal,” jelas Agus.

Menjaga Populasi dan Keselamatan Warga Agus menekankan bahwa penanganan konflik ini bukan hanya tentang keselamatan warga, tetapi juga merupakan bagian dari upaya untuk melestarikan macan tutul jawa, hewan yang dilindungi dan kini populasinya semakin menurun akibat perubahan fungsi lahan dan terfragmentasinya habitat.

“Intinya, semua pihak punya tujuan sama, yaitu menyelamatkan macan tutul tersebut dan sekaligus menjaga keselamatan masyarakat,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *