bogorplus.id-Dinas Kesehatan (Dinkes ) Kabupaten Bogor menegaskan hingga saat ini belum menerima laporan terkait dengan adanya kasus Human Metapneumovirus (HMPV).
Meski begitu, Dinkes meminta warga terus meningkatkan kewaspadaan, terutama melalui pemeriksaan dan langkah antisipasi penyebaran virus.
Ketua Tim Sureveilans dan Imunisasi Dinkes Kabupaten Bogor, Luki Gema Safari, mengatakan bahwa pemeriksaan terhadap pasien yang diduga terpapar HMPV membutuhkan penanganan laboratorium lanjutan.
Menurutnya, untuk wilayah Kabupaten Bogor sampel dari pasien yang terindikasi, akan dirujuk ke Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Lingkungan (BPTKL) Jakarta.
“Kabupaten Bogor rujukannya ke BPTKL Jakarta. Misalnya saat ada kasus Mpox, kami juga merujuk pasien ke sana untuk pemeriksaan lebih lanjut,” ujar Luki saat ditemui, Selasa (14/1).
Dinkes Kabupaten Bogor juga, kata Luki, telah mengambil langkah antisipasi dengan mengadakan pertemuan daring bersama rumah sakit dan puskesmas setempat.
Selain itu, surat edaran mengenai kewaspadaan terhadap virus HMPV telah disebarkan kepada tenaga medis di wilayah Kabupaten Bogor.
Luki Gema menambahkan, jika ditemukan pasien dengan gejala yang mengarah pada HMPV, sampel serum darah akan diambil dan dikirim ke laboratorium BPTKL untuk analisis lebih lanjut.
Namun, hingga kini, belum ada laporan kasus yang mencurigakan di Kabupaten Bogor.
“HMPV ini mirip dengan influenza biasa, baik dari gejala maupun pola penularannya. Virus ini sebenarnya sudah lama dikenal sejak 60 tahun lalu dan mulai ramai dibahas di Indonesia sejak 2001,” katanya.
Sebagai langkah pencegahan, masyarakat diimbau untuk tetap menjalankan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan secara rutin (3M).
Luki juga menyarankan agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah jika mengalami flu, serta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
“Dengan menerapkan langkah pencegahan ini, kita bisa meminimalkan risiko penyebaran virus,” tutupnya.