bogorplus.id – Ahok siap jalanin pemeriksaan bantu ungkap fakta dugaan korupsi Pertamina. Mantan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama atau yang lebih dikenal sebagai Ahok, memberikan pernyataan dalam wawancara eksklusif kepada media pada Jumat (28/2).
Nama Ahok menjadi sorotan dalam kasus ini setelah Kejaksaan Agung memulai penyelidikan terkait dugaan penyelewengan dalam pengelolaan minyak mentah di Pertamina.
Sebagai mantan Komisaris Utama, Ahok di pandang memiliki tanggapan mengenai berbagai kebijakan dan proses bisnis dalam perusahaan milik negara tersebut.
Dalam wawancaranya dengan media, Ahok membahas mengenai isu tuduhan kasus korupsi minyak mentah Pertamina dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina, Sub Holding, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) selama periode 2018 hingga 2023.
Isu ini muncul setelah ada laporan mengenai pencampuran produk bahan bakar seperti Pertamax dengan bahan aditif. Dalam rapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), diakui bahwa zat aditif yang digunakan berasal dari Afton, sebuah perusahaan asal AS.
Namun, Ahok menekankan bahwa permasalahan sesungguhnya tidak terletak pada penggunaan bahan aditif, melainkan pada praktik pencampuran (blending) antar jenis minyak dengan Research Octane Number (RON) yang berbeda, seperti RON 88 atau 90 yang dicampur dengan RON 92.
Dalam wawancara tersebut, Ahok mengakui bahwa ia tidak mengetahui rinciannya mengenai proses pencampuran tersebut. Namun, ia menekankan bahwa isu pokok terletak pada sistem pengadaan yang tidak transparan.
Ahok memberi contoh dari pengalamannya menangani pengadaan bus di Jakarta. Ia menolak ratusan unit bus yang tidak memenuhi standar, meskipun hal tersebut mengundang kritik dari banyak pihak.
Ahok menegaskan bahwa Pertamina seharusnya memiliki insinyur-insinyur yang dapat menguji kualitas minyak sebelum diterima. Ia mempertanyakan mengapa proses pengujian harus menunggu di Tanjung Priok, padahal seharusnya dapat dilakukan sebelum minyak dimuat ke kapal.
“Kalau itu terjadi, semua yang terlibat harus dipecat,” tegas Ahok.
Mantan Gubernur DKI Jakarta dan mantan Komisaris Utama PT Pertamina itu juga megungkapkan kesediaannya untuk diperiksa oleh Kejaksaan Agung untuk membantu penyelidikan. Ia bahkan menawarkan untuk memperlihatkan rekaman percakapan dari rapat-rapat internal Pertamina di sidang terbuka.
“Saya senang membantu dan saya senang kalau di sidang itu semua rekaman rapat saya diputar. Biar seluruh rakyat Indonesia mendengarkan apa yang terjadi di Pertamina,” ujarnya.
Pemeriksaan dijadwalkan berlangsung pada hari ini, dan Ahok menyatakan akan bersikap kooperatif dalam proses hukum tersebut.
“Saya siap memberikan keterangan jika dipanggil Kejaksaan Agung. Saya akan kooperatif dalam proses hukum ini,” ujar Ahok dalam keterangannya kepada media.
Ahok berharap dengan keterbukaan ini, masyarakat dapat memahami apa yang sebenarnya terjadi di balik pengelolaan Pertamina, termasuk alasan di balik kemarahannya terhadap praktik-praktik yang kurang transparan.
Publik menantikan hasil pemeriksaan ini, apakah akan memengaruhi citra Ahok sebagai figure yang sering menyerukan transparansi dan integritas dalam pemerintahan.
Kejaksaan Agung sendiri belum memberikan pernyataan resmi terkait substansi pemeriksaan dan sejauh mana keterlibatan Ahok dalam kasus tersebut.
Meskipun begitu, sikap Ahok yang menyatakan kesiapannya untuk diperiksa menunjukkan dedikasinya dalam menghormati proses hukum di Indonesia.
Ia menekankan bahwa sebagai pemimpin, ia tidak mungkin ia bisa memeriksa setiap, seperti penerimaan buku tulis atau pembelian beras, karena hal itu seharusnya menjadi tanggung jawab seluruh pegawai Pertamina.