BPBD Kota Bogor Bantu Lakukan Pencarian Warga Bojonggede yang Hilang Saat Memancing

bogorplus.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor berperan dalam pencarian seorang penduduk Bojonggede, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Senin (7/7/2025). Orang tersebut bernama Oden Sumantri (47). Ia dinyatakan hilang saat sedang memancing di lokasi pancingan Kampung Ciletuh, Desa Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Sabtu (5/7/2025). Upaya pencarian dilakukan oleh BPBD dengan metode visual. Tim yang dikerahkan menyusuri aliran Sungai Ciliwung mulai dari Bendung Katulampa. “Mulai dari pintu Bendung Katulampa. Kita tempatkan personel disana. Hari ini di bawah Jembatan Sempur kita tempatkan personel. Dan nanti kita simpan personel di Satu Duit,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Dimas Tiko di Jembatan Sempur. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai wujud kerja sama antara Kabupaten dan Kota Bogor. “Ini merupakan bentuk sinergitas dan kolaborasi kami di skala potensi SAR yang ada,” jelasnya. Pencarian dengan metode visual ini mengalami tantangan karena air di Sungai Ciliwung sangat keruh. “Ya kalau air yang sangat keruh ini menjadi satu hambatan. Tapi, kita lakukan visualisasi secara menyeluruh,” tambahnya. Ia berharap, dengan bantuan ini, korban dapat segera ditemukan. “Mudah mudahan dengan bantuan visualisasi ini akan mempertajam proses pencarian, dan membantu pencarian yang memang saat ini sedang dilakukan oleh Satlak BPBD Kabupaten Bogor,” ujarnya. BPBD Kota Bogor mengimbau kepada warga yang tinggal di sepanjang aliran Ciliwung untuk melaporkan jika melihat tanda-tanda. “Silakan melapor kepada kami. Kami ada WA atau silakan melaporkan kepada aparat kelurahan,” jelasnya.
Warga Bojonggede Dinyatakan Hilang Saat Memancing Setelah Tebing Kolam Longsor

bogorplus.id – Satu individu dinyatakan hilang akibat bencana alam yang melanda daerah Puncak Kabupaten Bogor, Sabtu (5/7/2025). Korban yang hilang diketahui bernama Oden Sumantri, seorang pria berusia 47 tahun, yang tinggal di Kampung Kelapa RT 4/4, Desa Rawapanjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor. Oden Sumantri dilaporkan hilang saat sedang memancing di area pemancingan di Kampung Ciletuh, Desa Cipayung Girang, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, M Adam Hamdani, menginformasikan bahwa kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 18. 30 WIB. Ketika korban sedang fokus memancing, ia mengungkapkan bahwa secara tiba-tiba tebing kolam ikan di bagian belakang longsor. “Korban sudah diperingatkan oleh pengelola pemancingan supaya pindah karena melihat debit air Sungai ciesek deras dan korban tidak menghiraukannya sampai kebawa longsor,” jelasnya, Senin (7/7/2025). Tim SAR yang terdiri dari berbagai instansi telah melakukan pencarian terhadap korban, namun belum berhasil menemukannya. Operasi pencarian yang dilaksanakan pada Minggu, 6 Juli 2025, dari pagi hingga sore terpaksa dihentikan sementara pada pukul 16. 00 WIB karena kondisi cuaca yang tidak mendukung. Cuaca buruk yang sedang melanda Puncak Bogor membuat pencarian tidak dapat dilanjutkan, sehingga dijadwalkan akan dilanjutkan keesokan harinya. Ciri-ciri dari korban adalah mengenakan pakaian berwarna putih sebelum dilaporkan hilang dalam kejadian ini. “Korban ada dua kemungkinan tertimbun longsor atau terbawa arus Sungai Ciesek,” tuturnya.
Sempat Terkena Longsor, Jalur Stasiun Batu Tulis Mulai Ditahap Normalisasi

bogorplus.id – Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan PT Kerea Api Indonesia (Persero) telah memulai tahapan normalisasi jalur menuju Stasiun Batu Tulis, Kota Bogor, yang terkena dampak bencana longsor. Direktur Jenderal Perkeretaapian, Allan Tandiono, mengungkapkan bahwa mereka telah bekerja sama dengan Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Bandung untuk menjalankan proses normalisasi secara bertahap di area yang terdampak. “Kami berkomitmen dan serius dalam percepatan penanganan bencana alam longsor di Batu Tulis. Berbagai upaya terus kami lakukan untuk mempermudah mobilitas masyarakat dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan,” kata Allan dalam rilis yang diterima, Kamis (5/6/2025). Allan juga menjelaskan bahwa pembangunan underpass Batu Tulis bertujuan untuk mengurangi jumlah perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan raya, sehingga risiko kecelakaan dapat diminimalkan dan keselamatan masyarakat dapat lebih terjamin. Sementara itu, Kepala BTP Bandung, Endang Setiawan, menyatakan bahwa penanganan dilakukan dalam dua fase. Fase pertama berfokus pada pembersihan material longsor dan penstabilan lereng di sekitar Jalan R. Saleh Danasasmita, dengan target penyelesaian kurang dari dua bulan. Fase kedua dan fase akhir direncanakan akan dilaksanakan pada awal tahun 2026. “Penanganan ini kami lakukan bersama berbagai pihak, termasuk Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kota Bogor, dan PT KAI, melalui skema pembiayaan Infrastructure Maintenance and Operation (IMO),” tambah Endang. Exucutive Vice President KAI Daop 1 Jakarta, Yuskal Setiawan, menegaskan bahwa PT KAI akan tetap menjaga kelancaran layanan perjalanan kereta api selama proses normalisasi berlangsung. “Kami mendukung penuh upaya DJKA dalam memulihkan kondisi di Batu Tulis demi kemudahan akses pelanggan menuju Stasiun Batu Tulis. Hingga saat ini, operasional perjalanan KA tetap berjalan normal, lancar, dan tepat waktu,” jelas Yuskal. Selain proyek normalisasi di Batu Tulis, DJKA juga memberikan dukungan terhadap pengembangan kawasan Leuweung Batu Tulis yang diinisiasi oleh Pemerintah provinsi Jawa Barat dan Pemerintah kota Bogor. Di sisi lain, pembangunan Skybridge Bogor Paledang juga terus dipercepat dan ditargetkan akan mulai beroperasi pada pertengahan Juni 2025.
1 Keluarga Meninggal Dunia Setelah Terjebak Longsor di Mojokerto

bogorplus.id – Tujuh korban longsor yang terjebak dalam sebuah mobil Inova di Jalan Raya Sumber Brantas, Pacet, kawasan Cangar, Mojokerto, adalah satu keluarga. Sumardi, kepala desa Kloposepuluh, Sukodono, Sidoarjo, menyampaikan bahwa rombongan keluarga tersebut melakukan perjalanan untuk bersilaturahmi ke rumah besan dan mertua anak pertama, Wahyudi (71), di Batu. “Ini kan momen hari raya, ke besan,” kata Sumardi di rumah duka di Kloposepuluh, Sukodono, Sidoarjo, pada Jumat (4/4/2025). Ia mendapatkan informasi tentang kejadian tersebut dari warga, dan setelah memverifikasi kebenarannya, ia langsung datang ke Mojokerto. “Kami langsung melacak ke sana (Cangar). Saya pagi tadi ke RS Sumberglagah Mojokerto. Tapi saat menunggu ternyata jenazah bukan Abah Wahyudi dan keluarga, melainkan korban yang mobil pick up tiga korban. Sumber yang saya dari Basarnas dan keluarga, ada enam orang di RS Batu,” jelasnya. Sumardi menyatakan bahwa keluarga korban longsor tersebut adalah keluarga yang baik. Wahyudi (71) merupakan Kepala RT 10 di Kloposepuluh, Sukodono, Sidoarjo. Istrinya, Jainahusia, dan anak keempatnya, Masjid, serta istri Masjid, Rani, juga menjadi korban. Di samping itu, Saudah, yang juga merupakan besan Wahyudi dan ibu Rani, turut serta. Masjid dan Rani memiliki dua anak, Syahrul dan Putri, yang juga menjadi korban dalam bencana ini. “Dia Alhamdulillah, kesehariannya baik, sehingga masyarakat menghendaki menjadi Ketua RT seumur hidup. Satu keluarganya, insyaallah semuanya pendiam, tidak pernah ada masalah dengan tetangga atau orang lain,” tambahnya. Ketujuh korban longsor di Pacet, setelah berhasil ditemukan oleh BPBD Kabupaten Mojokerto dan tim gabungan lainnya, segera dibawa ke RS Bhayangkara Hasta Brata Batu. Rencananya, mereka akan dimakamkan di tempat pemakaman umum di Kloposepuluh, Sukodono, Sidoarjo. “Sudah disiapkan warga sini, dan insyaAllah nanti malam dimakamkan,” ucapnya. Berikut data tujuh korban di mobil inova reborn: 1. Masjid Zatmo Setio usia 31 tahun (Sudah dimakamkan) 2. Rani Anggraeni usia 28 tahun 3. Syahrul Nugroho Rangga Setiawan usia 6 tahun 4. Putri Qiana Ramadhani usia 2 tahun 5. H. Wahyudi usia 71 tahun 6. Hj. Jainahusia 61 tahun 7. Saudah usia 70 tahun Data korban di mobil pick up: 1. Fitria Handayani usia 27 tahun 2. Ahmat Fiki Muzaki usia 28 tahun 3. Mikaila F. Z. usia 3,5 tahun.(ris/iss)
Longsor di Akses Jalan Wisata Wae Rebo, Aktivitas Wisata Dihentikan Sementara

bogorplus.id – Pada malam Sabtu, 21 Maret 2025, longsor terjadi di jalur akses masuk menuju spot wisata Wae Rebo. Akibat kejadian tersebut, Lembaga Pelestari Budaya Waerebo memutuskan untuk menghentikan sementara aktivitas wisata di destinasi alam dan budaya yang terkenal itu. Ketua Lembaga Pelestari Budaya Wae Rebo, Mikael Tonso, menjelaskan bahwa longsor terjadi malam sebelumnya dan penutupan aktivitas wisata dimulai pada pagi harinya. Ia menyatakan, penutupan aktivitas wisata itu berdasarkan kondisi cuaca yang cukup ekstrem dan sangat berbahaya untuk melakukan pendakian ke Wae Rebo. Mikael menekankan bahwa keputusan ini diambil demi keselamatan wisatawan. “Kami selaku pihak pengelola desa wisata Wae Rebo dengan tegas dan dengan mempertimbangkan keselamatan wisatawan kami menutup aktivitas pariwisata ke kampung Wae Rebo untuk sementara sampai batas waktu yang tidak ditentukan,” tuturnya. Pihaknya juga berharap agar semua pihak dapat memahami dan bekerja sama terkait keputusan ini. Mereka berkomitmen untuk membuka kembali akses wisata setelah kondisi cuaca membaik. “Informasi selanjutnya akan kami sampaikan lewat akun media sosial resmi kami @waerebo.official. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapakan terima kasih,” tambahnya.
Banjir Bandang Sukabumi, BNPB : 5 Orang Meninggal, 4 dalam Pencarian

bogorplus.id- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut lima orang meninggal dunia akibat banjir dan longsor di Kabupaten Sukabumi. Tak hanya itu empat orang lainnya dikabarkan hilang dan masih dalam pencarian petugas SAR gabungan. “Korban hilang sampai saat ini masih dalam pencarian tim SAR gabungan,”ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dilansir dari antaranews, Senin (10/3). BNPB mengonfirmasi daftar nama korban yang dinyatakan meninggal dunia, yakni Eneng Sabiti (40), Siti Nurul Awlia (8), Nendi Saputra, (7), Ooy (69), dan Yayar (70). Sementara empat korban yang masih dalam pencarian, yakni Drajat (60), Siti Maryam (35), Ahyar Fauzi (9), dan Mondi (9). Abdul Muhari memaparkan, dari data yang dihimpun BNPB ada sejumlah wilayah terdampak bencana. Diantaranya, 12 desa dilanda banjir dan 30 desa di 22 Kecamatan dilanda tanah longsor. “Banjir sudah surut total namun tim masih di lapangan untuk upaya tanggap darurat,”tuturnya. Dia mengungkapkan dalam upaya mempercepat proses pencarian korban hilang, penanganan pengungsi, sekaligus pemulihan dampak kerusakan lingkungan akibat bencana ini. “Pemerintah kabupaten juga sudah mengerahkan alat berat, berupa ekskavator hingga mengaktifkan tiga posko darurat,”pungkasnya.
Bendung Katulampa Bogor Naik Siaga 2, Warga dihimbau Waspada

bogorplus.id – Hujan deras yang melanda di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Senin malam, telah menyebabkan tinggi muka air (TMA) Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa Kota Bogor mencapai 170 sentimeter yang berstatus siaga 2. Pelaksana Bendung Katulampa Andi Sudirman, mengungkapkan bahwa kondisi tersebut terdeteksi pada pukul 23:00 WIB, dengan debit air mencapai 339.679 liter per detik. Sebelumnya, pada Minggu malam (2/3) sekitar pukul 21:33 WIB ketinggian muka air bahkan sempat menyentuk 220 cm dengan status siaga 1, dan debit air mencapai 514.659 liter per detik. Namun, selang beberapa menit kemudian, TMA di Bendung Katulampa surut menjadi 160 sentimeter, kembali berstatus siaga 2 pada pukul 22:15 WIB, dengan debit air 307.467 liter per detik, dan terus mengalami penurunan hingga kembali ke kondisi normal. Andi mengimbau masyarakat di Bogor, Depok, Jakarta dan sekitarnya untuk tetap waspada terhadap potensi banjir lintasan di lingkungan masing-masing. “Kepada warga yang berada atau tinggal di dekat aliran sungai, harap waspada akan potensi banjir lintasan,” ujar Andi. Hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang yang terjadi di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, pada Minggu (2/3) juga menimbulkan fenomena hidrometeorologi yang berdampak di 28 desa yang tersebar di 16 kecamatan di Kabupaten Bogor. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, M Adam Hamdani menyatakan bencana yang terjadi meliputi tanah longsong, banjir, orang hanyut, dan angin kencang Tanah longsor dilaporkan terjadi di delapan kecamatan, antara lain di Kecamatan Cijeruk, Desa Cijeruk dan Desa Tanjungsari; Kecamatan Sukaraja, Desa Cimandala dan Desa Nagrak; serta Kecamatan Megamendung, Desa Kuta, Desa Sukagalih, Desa Gadog, dan Desa Sukakarya. Kemudian, Kecamatan Sukamakmur, Desa Sirnajaya; Kecamatan Ciawi, Desa Bojong Murni; Kecamatan Sukajaya, Desa Harkatjaya; Kecamatan Leuwisadeng, Desa Sadengkolot; dan Kecamatan Babakan Madang, Desa Bojongkoneng. Sementara itu, Banjir menggenangi tujuh kecamatan, termasuk Kecamatan Parungpanjang, Desa Kabaosiran dan Desa Cibunar; Kecamatan Cisarua, Desa Tugu Utara, Desa Tugu Selatan, Desa Batu Layang, Desa Kopo, Desa Jogjogan, dan Desa Cibeureum. Lalu, Kecamatan Bojonggede, Desa Rawa Panjang; Kecamatan Cigudeg, Desa Rengasjajar; Kecamatan Tenjo, Desa Cilaku; Kecamatan Dramaga, Desa Babakan; dan Kecamatan Rumpin, Desa Sukasari. Kejadian orang hanyut terjadi di Kecamatan Cisarua, Desa Citeko, dan angin kencang tercatat di Kecamatan Jasinga, Desa Setu.
Longsor Tebing Situ Rawa Gede, BPBD Menghimbau Warga Untuk Jauhi Area

bogorplus.id – Tebing di kawasan wisata Situ Rawa Gede, Sukamakmur, Bogor, Jawa Barat, mengalami longsor akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut pada hari sebelumnya. “Dikarenakan hujan dengan durasi yang cukup lama serta tebingan yang curam menyebabkan longsor di wilayah tersebut,” ungkap Jalaluddin, Danki Anggota BPBD Kabupaten Bogor, dalam keterangannya, Senin (3/3/2025). Peristiwa longsor ini terjadi pada Minggu (2/3) petang. Jalal menambahkan bahwa pihaknya segera turun tangan untuk menangani situasi di lokasi setelah menerima laporan. “Korban menderita dan terancam nihil,” jelasnya. Longsornya tebing tersebut juga berdampak pada area camping ground di Situ Rawa Gede. Saat ini, material longsoran masih dalam proses pembersihan material longsor masih berlangsung. Jalal menghimbau kepada masyarakat agar menjauhi area longsor tebing tersebut. Dia menyebut penanganan longsor ini masih dilakukan. “Material longsoran belum dibersihkan serta warga dihimbau agar tidak beraktivitas di area sekitar longsoran. Longsor tebingan dengan rincian tinggi 150 meter dan lebar sekitar 5-10 meter,” tutupnya.