bogorplus.id- Pelatih Persikabo 1973 Budiarjo Thalib mengakui bahwa timnya tengah mengalami periode terburuk sepanjang karier kepelatihannya.
Dalam konferensi pers usai pertandingan, Budiarjo Thalib tak bisa menyembunyikan kekecewaannya atas kekalahan tim.
Ia juga mengungkapkan, berbagai kendala yang dihadapi Persikabo 1973, termasuk persoalan finansial serta manajemen yang dinilai kurang mendukung.
“Bermain di kandang sendiri tentu kami ingin menang. Namun, hasilnya berbicara lain, kami kembali kalah. Ini adalah catatan terburuk sepanjang saya menjadi pelatih. Saya ingin meminta maaf kepada seluruh pendukung dan masyarakat Bogor,” ujarnya, Senin (10/2) kemarin.
Sejak awal bergabung, Budiarjo Thalib sudah menyadari kondisi sulit yang dihadapi Persikabo 1973.
Menurut dia,masalah utama tim bukan hanya persoalan teknis di lapangan, tetapi juga situasi internal yang kurang kondusif.
“Sejak pertama kali saya datang, tim ini sudah dalam kondisi sulit. Dan terus terang, finansial menjadi kendala terbesar. Tanpa dukungan finansial yang memadai, sulit bagi kami untuk bergerak dan memenuhi tanggung jawab,” tambahnya.
Pemain Juga Kecewa, Sampaikan Permohonan Maaf
Salah satu pemain Persikabo, Nugroho, juga menyampaikan rasa kecewanya dan meminta maaf kepada para pendukung setelah tim kembali gagal meraih kemenangan di kandang sendiri.
“Kami sudah berusaha maksimal dan bermain habis-habisan, tapi keberuntungan belum berpihak pada kami. Kami mohon maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat Bogor karena belum bisa meraih tiga poin,” kata Nugroho.
Kritik untuk Manajemen, Minimnya Dukungan
Dalam sesi tanya jawab, pelatih Persikabo juga menyoroti kurangnya dukungan dari manajemen.
Ia mengungkapkan kekecewaannya karena pihak manajemen tidak hadir dalam dua pertandingan terakhir dan banyak janji yang belum ditepati.
“Saya datang ke sini dengan harapan besar karena ada janji-janji yang diberikan. Namun, kenyataannya jauh dari ekspektasi. Manajemen bahkan tidak hadir di ruang ganti dalam dua laga terakhir. Mereka hanya menelepon setelah pertandingan, tetapi tidak ada komunikasi lebih lanjut,” tegasnya.
Pelatih yang pernah sukses membawa beberapa tim ke level tertinggi sepak bola nasional ini juga merasa dirinya seperti “tumbal” di Persikabo.
“Saya sudah melatih beberapa tim dan membawa mereka ke level tertinggi. Namun, di sini saya mengalami situasi yang benar-benar berbeda. Ini pertama kalinya saya menghadapi kondisi seperti ini,”tutupnya.
Langkah Berikutnya?
Dengan hasil buruk yang terus berlanjut dan posisi Persikabo yang semakin terancam degradasi, banyak pihak mempertanyakan langkah ke depan bagi tim ini.
Namun, sang pelatih sendiri belum bisa memastikan masa depannya di klub.
“Sisa pertandingan akan sangat berat. Saya tidak bisa berkata banyak. Kami akan tetap berusaha, tetapi secara realistis, situasi ini sangat sulit. Saya juga belum tahu apakah akan tetap di sini. Sampai sekarang, manajemen belum ada yang datang berdiskusi dengan saya, hanya menelepon dan memberikan janji-janji,” katanya.
Di akhir konferensi pers, ia kembali menegaskan permintaan maafnya kepada para pendukung Persikabo.
“Saya bertanggung jawab atas situasi ini, tetapi ada banyak hal di luar kendali kami. Para pemain sudah berusaha maksimal, mereka mengorbankan waktu bersama keluarga demi tim ini. Namun, tanpa dukungan dari manajemen, sulit bagi kami untuk berkembang. Sekali lagi, saya mohon maaf kepada para supporter dan masyarakat Bogor,” pungkasnya.