Menhut Tegaskan Pentingnya Penyeimbangan Jejak Karbon dengan Cara Hidup

bogorplus.id – Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, menekankan bahwa jejak karbon perlu diimbangi dengan perubahan dalam cara hidup.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menhut Raja Juli Antoni pada acara peluncuran penanaman pohon dalam rangka Kompensasi Jejak Karbon Organisasi Kementerian Kehutanan di Rumpin, Kabupaten Bogor, Selasa (17/6/2025).

Raja Juli Antoni mengatakan bahwa kegiatan ini adalah langkah awal untuk memulai tradisi yang baru di Kementerian Kehutanan.

Selain memperhitungkan jejak karbon dari lembaga, mereka juga berusaha untuk mengimbanginya dengan menanam pohon dan secara bersamaan mengurangi jejak karbon di masa depan.

“Saya percaya, perubahan besar yang berkelanjutan harus dimulai dari diri sendiri. Kesadaran personal itulah fondasi bagi lahirnya kebijakan yang baik dan perubahan struktural yang nyata,” ujar Raja Juli Antoni.

Sebagai lembaga yang memiliki tanggung jawab atas perlindungan hutan dan alam Indonesia, dia menyatakan bahwa Kementerian Kehutanan harus menjadi contoh. Ini harus diwujudkan tidak hanya dalam kebijakan, tetapi juga dalam perilaku sehari-hari.

Menteri memberikan contoh gaya hidup personal dan keluarga yang lebih ramah lingkungan.

Contohnya termasuk penggunaan eco-enzyme buatan sendiri sebagai pengganti deterjen, pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, hingga pemakaian reusable pad dalam keluarga.

Selain itu, Raja Juli juga menekankan bahwa data perhitungan jejak karbon Kementerian Kehutanan telah disusun oleh tim ahli, di mana lebih dari 60 persen berasal dari konsumsi listrik. Dia mendorong kesadaran untuk hemat energi sebagai bagian dari budaya organisasi.

“Saya minta kepada seluruh staf, kalau saya tidak ada di ruangan, AC dan lampu harus dimatikan. Ini bukan soal mampu bayar listrik, tapi soal kesadaran bahwa listrik berarti karbon,” tegasnya.

Selama ini, lanjut Raja Juli Antoni, penggunaan listrik sangat berkontribusi pada produksi jejak karbon.

Kadang-kadang, lembaga seperti Kemenhut merasa kurang bertanggung jawab untuk mengurangi penggunaan listrik karena biaya ditanggung oleh negara.

“Jadi ini beyond efisiensi, ini bukan soal kemampuan membayar, tapi ini adalah kesadaran kita untuk mempergunakan energi sehemat mungkin, seirit mungkin, mengurangi emisi karbon,” katanya.

“sehingga tadi dari tahun ke tahun saya berharap nanti akan ada terus penurunan karbon footprint Kementerian Kehutanan,” akhirnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *