Bogorplus.id – Polemik tambang nikel di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya, terus menjadi sorotan publik.
Terbaru, keterlibatan sejumlah kapal yakni, JKW Mahakam dan Dewi Iriana turut menjadi perhatian.
Munculnya dua nama kapal ini langsung menyulut spekulasi publik. Tak sedikit yang mengaitkan nama-nama tersebut dengan Joko Widodo, dan istrinya, Iriana.
Pasalnya, kemunculan dua nama kapal ini menjadi sorotan, karena dianggap serupa dengan nama Joko Widodo (JKW) dan istrinya, Iriana.
Kedua kapal tersebut disebut-sebut aktif dalam kegiatan pengangkutan logistik tambang nikel di kawasan tersebut.
Lantas, benarkan bahwa kapal JKW Mahakam dan Dewi Iriana yang diduga menampung tambang nikel di Raja Ampat itu memiliki keterkaitan dengan Joko Widodo, dan Iriana?
Siapa Pemilik Sebenarnya?
Berdasarkan penelusuran data dari Direktorat Perkapalan dan Kepelautan (Ditkapel) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), ditemukan bahwa terdapat setidaknya delapan kapal yang menggunakan nama JKW Mahakam.
Sementara itu, kapal dengan nama Dewi Iriana tersebut tercatat ada enam unit.
Dari data tersebut, diketahui bahwa sebagian besar kapal itu dimiliki oleh PT Pelita Samudera Sreeya (PSS), yang merupakan anak usaha dari PT IMC Pelita Logistik Tbk (PSSI).
Kapal-kapal milik PSS antara lain JKW Mahakam 1, 3, 6, dan 10, serta Dewi Iriana 1, 2, 3, dan 5.
Artinya, keterkaitan antara kapal dan mantan presiden sejauh ini tidak terbukti secara hukum atau kepemilikan langsung.
Tambang yang berada di Raja Ampat itu sendiri disebut dijalankan oleh PT GAG Nikel, perusahaan yang sejak tahun 2008 telah sepenuhnya diakuisisi oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM).
Hingga kini, belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah maupun pihak PSSI terkait keterlibatan kapal mereka dalam operasi tambang nikel di Raja Ampat.