Sempat Dikira Boneka,  Mayat Perempuan di Desa Ciherang Pondok ditemukan Tewas Telanjang

Sempat Dikira Boneka, Mayat Perempuan di Desa Ciherang Pondok ditemukan Tewas Telanjang

bogorplus.id- Seorang perempuan tanpa identitas ditemukan tewas telanjang di dalam sebuah rumah kosong di Desa Ciherang Pondok, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Rabu (29/1). Penemuan mayat perempuan berambut panjang itu, berawal dari calon pembeli rumah kosong tersebut. Saat mengecek dengan pemilik rumah, calon pembeli itu menemukan mayat tergeletak yang sebelumnya disangka boneka. Sekretaris Desa Ciherang Pondok, Acep Tamamudin, menjelaskan,  bahwa mayat perempuan tersebut ditemukan di dalam rumah yang sudah lama kosong dan tidak terurus. “Rumah tersebut rencananya akan dijual, dan teman saya membawa calon pembeli untuk melihat-lihat rumah. Ternyata, saat diperiksa, ditemukan mayat “ujarnya. “Disangka boneka, nelpon ke saya, orang kecamatan, di lihat-lihat, ternyata orang itu,”sambungnya. Acep Tamamudin menduga, mayat perempuan itu diduga sudah lama meninggal, sehingga identitasnya sulit diketahui. Mayat itu kemudian dibawa oleh tim Inafis Polres Bogor ke Kramat Jati untuk proses identifikasi lebih lanjut. Lebih lanjut, Acep menambahkan, selama ini tidak ada laporan warga yang hilang di daerahnya. “Selama ini tidak ada informasi warga hilang, dan ini rumah itu udah lama kosong, bekas sempat dikontrak lama,”pungkasnya.

Hujan Deras Kembali Guyur Kawasan Puncak, Wisatawan Diminta Hati-hati

Hujan Deras Kembali Guyur Kawasan Puncak, Wisatawan Diminta Hati-hati

bogorplus.id-Hujan mengguyur kawasan wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Rabu (29/1) sejak pagi tadi. Kasat Lantas Polres Bogor AKP Rizky Guntama meminta masyarakat dan juga wisatawan untuk mewaspadai banjir lintasan akibat cuaca ekstrim di Puncak Bogor. Menurut Rizky, untuk kondisi banjir saat ini telah surut dan juga situasi jalan di sekitar sudah terbilang aman dibandingkan hari kemarin. “Alhamdulillah tidak banjir semua genangan air terserap dengan baik jadi masih aman tapi namanya ujan jalan jadi licin,” kata AKP Rizky Guntama kepada wartawan. Ia juga menghimbau, untuk para wisatawan yang hendak menuju Puncak untuk berhati hati dikarenakan kondisi sedang hujan. “Dimana saat ini masih musim hujan dan di daerah puncak masih turun hujan berharap dengan hati2 bilamana masih berwisata di jalur puncak tetap waspada saat ujan jalan licin hati2,” jelasnya. Selain itu, para pengendara diminta untuk menyalakan lampu hazard apabila kondisi di puncak Bogor tengah turun kabut tebal. “Kemarin udah banyak turun kabut jadi silahkan dinyalakan lampu malamnya agar bisa terindikasi oleh pengendara di depan,” ungkap AKP Rizky. Sebelumnya diketahui, akibat hujan deras mengakibatkan saluran air dan kali meluap hingga membanjiri rumah warga di kawasan Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Puncak, Bogor, pada Selasa 28 Januari 2025. Dimana saluran air tersebut tak mampu menampung luapan air karena pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) belum rampung.  

Libur Imlek : Jalur Puncak Hujan, Lalu Lintas  Lancar 

Libur Imlek : Jalur Puncak Hujan, Lalu Lintas Lancar

bogorplus.id-Kondisi arus lalu lintas di Jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat saat libur imlek terpantau lancar dua arah, Rabu (29/1). Saat ini, polisi masih menerapkan rekayasa lalu lintas sistem ganjil-genap (Gage) sejak pukul 06.00 WIB. Bagi kendaraan roda empat bernopol Ganjil masih diperkenankan menuju arah Puncak dari arah Jakarta, untuk bernopol Genap diharuskan putar balik ke arah Jakarta. Kemudian, terlihat pengendara motor tetap diperbolehkan untuk menuju ke arah Puncak. Sementara itu, kondisi jalur puncak pagi ini diguyur hujan cukup deras sejak pukul 07.00 WIB. Kasatlantas Polres Bogor, AKP Rizky Guntama, mengatakan cuaca hujan kerap terjadi di Jalur Puncak. “Bagi pengendara roda dua, dimana disini sedang terjadi hujan, tolong tetap berhati hati, konsentrasi, kemudian menggunakan pelindung diri,” kata Rizky di Simpang Gadog, Selasa (28/1) siang. Dia melanjutkan, pengendara roda dua maupun roda empat untuk memperhatikan kondisi kendaraan yang digunakan menempuh perjalanan. “Imbauan bagi roda dua dan roda empat adalah hati hati jalan licin, lihat kondisi kendaraan apabila terlihat memang tidak bisa melanjutkan, tolong berhenti ditempat yang aman,”tutupnya.

Bendungan Cibalok Siaga 3, Warga Pinggir Kali Mesti Waspada

Bendungan Cibalok Siaga 3, Warga Pinggir Kali Mesti Waspada

bogorplus.id- Hujan dengan intensitas cukup tinggi sejak pagi menguyur Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Selasa (28/1). Hal ini menyebabkan Bendungan Cibalok, Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor meluap hingga 120 cm. Petugas Bendungan Cibalok, Nazar Adiyana mengatakan, saat ini Bendungan Cibalok berstatus siaga 3 dengan  Tinggi Muka Air (TMA) turun 100 cm. “Tadi sore jam 3 an itu di angka 120 cm, dan skrng sudah turun ke 100 cm,”ujarnya saat ditemui. Dia menyebut, meluapnya Bendungan Cibalok ini disebabkan akibat hujan yang cukup tinggi dan berdurasi lama. “Dalam kurun waktu 2-3 jam itu terjadi hujan di wilayah puncak yang intensitasnya cukup tinggi atau masuk kategori lebat,”ujarnya. Lebih lanjut, Nazar Adiyana menambahkan, prediksi dari BMKG selama satu pekan ke depan akan terjadi cuaca hujan yang lebat. Kendati begitu, kata Nazar, air hujan yang dari hulu akan tertahan di Bendungan Ciawi. “Karena satu pekan ke depan ada informasi cuaca lebat, untuk (status) siaga 2 kita belum pernah menginjak setelah ada Bendungan Ciawi air itu tertahan di Bendungan Ciawi,”tuturnya. Menurutnya, meski status siaga 3 tetapi memiliki potensi banjir di dataran rendah jika hujan yang turun merata bukan dari hulu. Nazar menghimbau, masyarakat yang pemukimannya berdekatan dengan pinggiran sungai harap waspada. “Makanya kami sebagai petugas mengimbau kepada masyarakat yang di pinggiran kali untuk tetap hati2 dan waspada,” pungkasnya. Sebagai informasi, arus sungai Ciliwung di Bendungan Cibalok mengarah ke Bendungan Katulampa, Depok, dan Jakarta.

Siang Ini, Polisi Terapkan One Way Arah Jakarta 

Siang Ini, Polisi Terapkan One Way Arah Jakarta

bogorplus.id- Polisi kembali menerapkan rekayasa lalu lintas satu arah (One Way) dari Puncak menuju Jakarta, Selasa (28/1). One Way arah Jakarta ini diterapkan dari pukul 12.30 WIB. Sebelumnya polisi menerapkan rekayasa Ganjil-genap pukul 06.00 hingga 08.30 WIB. Lalu pada pukul 09.55 WIB. Polisi menormalkan kembali lalu lintas dua arah di Jalur Puncak. Kasatlantas Polres Bogor, AKP Rizky Guntama menjelaskan, untuk hari ini volume kendaraan di Jalur Puncak  mengalami penurunan. Dimana kata dia,  ekor antrian kendaraan  tidak sepanjang seperti hari sebelumnya, namun begitu, pihaknya tetap mengakomidr untuk para wisatawan yang akan melaksana wisata di Puncak. “Kemudian untuk mengakomodir rekan rekan yang akan turun, kami laksanakan one way satu arah dari Puncak menuju Jakarta,”ujarnya. Satlantas Polres Bogor memprediksi akan ada peningkatan jumlah kendaraan yang masuk ke kawasan wisata puncak pada Rabu (29/1) besok. Hal itu dikarenakan, besok merupakan hari terakhir pelaksanan libur panjang atau longweekend. “Untuk prediksi besok mungkin akan menjadi puncak untuk kembali daripada wisatawan yang akan ingin kembali ke rumah dari Puncak menuju Jakarta,”tutupnya.  

Jalur Puncak Diguyur Hujan, Arus Lalin Normal Dua Arah

Jalur Puncak Diguyur Hujan, Arus Lalin Normal Dua Arah

bogorplus.id-Arus lalu lintas di Jalur Puncak Kabupaten Bogor normal dua arah baik dari puncak maupun arah Jakarta,Selasa (28/1). Sebelumnya, pukul 06.00-08.30 polisi menarapkan rekayasa ganjil-genap. Kemudian diterapkan sistem satu arah (One Way ) dari arah Jakarta menuju Puncak. KBO Satlantas Polres Bogor, Iptu Ardian menyebut, situasi arus kendaraan yang akan menuju wisata puncak masih terjadi peningkatan. Namun, kata dia tidak signifikan dan lebih sedikit dibandingkan dengan pada saat di hari minggu dan hari senin. “Jadi kami sejak tadi pagi juga mempersiapkan lajur contra flow dibantu jajaran dari jasa marga dari KM 44 atau exit tol ciawi sampai dengan KM 46 400,”ucapnya. Kemudian, Satlantas Polres Bogor mencatat ada sebanyak 10.100 kendaraan baik yang naikin ke kawasan puncak maupun ke arah Jakarta. “Dibandingkan di hari senin yang lalu volume kendaraan sudah mencapai kurang lebih 18 ribu kendaraan sehingga terjadi penurunan kurang lebih 20 persen,”jelasnya. Sementara itu, pantauan bogorplus.id di lapangan, kondisi cuaca di Jalur Puncak diguyur hujan yang cukup lebat sejak pukul 07.00 WIB hingga saat ini.

One Way Puncak Bikin Jengkel, Ibu Dua Anak Pilih Sewa Ojeg Onlin

One Way Puncak Bikin Jengkel, Ibu Dua Anak Pilih Sewa Ojeg Online.

bogorplus.id- Wisatawan Asal Tanggerang bernama Putri (33) mengeluhkan penerapan rekayasa lalu lintas satu arah (One Way ) di Jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat. Dia terpaksa harus menunggu hingga 9 jam lebih, akibat rekayasa lalin one way arah Jakarta. Sembari mengendong dan menuntun kedua anaknya. Ia bercerita akan berlibur ke kawasan wisata puncak. Karena penerapan one way itu lah, kendaraan roda empat nya pun terpaksa harus menunggu sampai polisi membuka kembali jalur arah menuju puncak. “Dari jam 12 sampai jam 8,” kata Putri kepada awak media, di Simpang Gadog, Senin (27/1) malam. Ibu dua anak itu, menilai penerapan one way kurang informasi terkait jam di buka jalur puncak tutupnya. “Yang pasti aja kalau buka tutup jam berapa gitu kan ini gambling kita ga tau sampe jam berapa,”katanya. Tak kuat menunggu lama, akhirnya putri memilih untuk menyewa atau menggunakan jasa ojek online menuju tempat penginapan. Lalu sang suami tetap berada di mobilnya hingga proses rekayasa lalu lintas di Jalur Puncak itu selesai. Selaras dengan Putri, Wiwin (30) wisatawan asal Bekasi, mengatakan, rasa kekecewaannya karena terjebak arus one way dari arah Puncak menuju Jakarta sejak pukul 15.00 hingga pukul 21.00 WIB. Menurut penuturannya, antrean mobil yang ingin naik ke arah Puncak sudah sangat panjang selepas Exit GT Ciawi Jalan Ciawi di Simpang Gadog. “Ini dibawah panjang banget sampe kebawah, kita juga kasian belum mandi belum makan masa kita mau makan baso cuangki doang terus terusan dari tadi siang,” kata Wiwin kepada awak media, Senin (27/1) malam. Kata dia, cemilan dan bakso cuangki menjadi kenalan barunya saat menunggu giliran untuk naik ke arah Puncak dari arah Jakarta. “Makanan cemilan, udah gatau abis berapa, mau makan juga makan apa cuma baso cuangki itu doang yang ada,” ucap dia. Wiwin mengungkapkan, situasi yang berniat untuk berlibur dan menghabiskan waktu bersama keluarga di Puncak malah terbuang sia-sia. “Kasian banyak anak kecil gini, kita tadinya mau hepi hepi jadi malah nyiksa anak namanya, anak-anak nangis semua, pada rewel, mau dikasih jajan juga jajan apa, orang semak gitu kiri kanannya,” ungkap perempuan asal Bekasi itu. “Zonk kita zonk, yang seharusnya liburan jadi zonk,” lanjut dia. Kemudian, Wiwin meminta kepada pihak kepolisian untuk memberi giliran antrean dari arah Jakarta menuju Puncak diperbolehkan naik. Walaupun, kata dia, hanya diberi waktu selama satu jam masing-masing arah. Menurutnya itu cukup adil. “Kalau dikasih satu jam satu jam kita gapapa pak, naik turun satu jam, satu jam nunggu gapapa tapi adil kan,” pungkasnya.

Jalur Puncak Masih Padat, Polisi Masih Terapkan One Way Arah Jakarta 

Jalur Puncak Masih Padat, Polisi Masih Terapkan One Way Arah Jakarta

bogorplus.id- Polisi masih menerapkan rekayasa arus lalu lintas sistem satu arah (One Way ) dari Puncak Menuju Jakarta, Senin (27/1). Penerapan rekayasa One Way pada hari ke tiga long Weekend itu dilakukan sejak pukul 11.45 WIB. Dari data yang dihimpun Satlantas Polres Bogor, ada sebanyak 70 ribu kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang melintas di Jalur Puncak. Kasatlantas Polres Bogor, AKP Rizky Guntama menjelaskan, penerapan one way itu dilakukan untuk mengurai kendaraan yang berada di atas (kawasan Puncak). “Sore ini, lalu lintas arah puncak memang masih mengalami kepadatan, buntut dari kemacetan itu sudah sampai di daerah Ciloto,”ujarnya kepada media,Senin (27/1). AKP Rizky menyebut, ada beberapa titik kemacetan yang terjadi pada hari ini, yakni di Simpang Safari dan Cilember. Kemacetan itu sendiri, kata Rizky, didominasi oleh kendaraan roda dua yang memakan ruas jalan secara berlebihan. “Itu memakan badan jalan yang lebih banyak yang harusnya kita bisa satu lapis menjadi dua lapis,” jelas dia. Meski begitu, pihak dari Satlantas Polres Bogor akan melakukan pengawal bagi kendaraan yang masuk skala prioritas. Kendaraan tersebut yakni, ambulans, pemadam kebakaran, dan BPBD untuk siaga bencana alam. “Kami siaga dan memerintahkan untuk anggota mengawal baik statis, stasioner maupun pengawalan menggunakan kendaraan,” pungkasnya.

Libur Panjang Isra Miraj, 20 Ribu Kendaraan Melintas di Jalur Puncak 

Libur Panjang Isra Miraj, 20 Ribu Kendaraan Melintas di Jalur Puncak

bogorplus.id- Satlantas Polres Bogor menerapkan rekayasa arus lalu lintas di Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Senin (27/1). Penerapan rekayasa lalu lintas satu arah (one way ) arah puncak sudah diterapkan sejak pukul 07.00 WIB. KBO Satlantas Polres Bogor Iptu Ardian menyebut, arus lalu lintas menuju ke kawasan Puncak cukup meriah di momen libur Isra Miraj. “Hari ini kendaraan yang masuk ke puncak cukup meriah dari jalan tol maupun dari alur arteri mengalami peningkatan semenjak pukul 06.30 WIB,”ujarnya. Dari data yang dihimpun Satlantas Polres Bogor, ada sebanyak 12 ribu kendaraan yang mengarah ke Puncak sejak pukul 00.00 hingga pukul 08.00 WIB. Kemudian, untuk kendaraan yang melintas menuju arah Jakarta sebanyak 8.200 kendaraan. “Kami juga sudah berkoordinasi dengan jasa marga untuk memberlakukan proyeksi lalu lintas contra flow dari KM 44 atau exit tol Ciawi sampai dengan KM 46.400, sejak pukul 06.00 WIB,”tutupnya.

Miris Banget ! Bocah Gizi Buruk di Parungpanjang Meninggal, Tak Terdaftar BPJS PBI

Miris Banget ! Bocah Gizi Buruk di Parungpanjang Meninggal, Tak Terdaftar BPJS PBI

bogorplus.id–  Ahmad Maulana, bocah 9 tahun yang menderita gizi buruk, meninggal dunia setelah dirawat selama 23 hari di RSUD Tangerang. Tragisnya, ia tidak terdaftar sebagai penerima BPJS PBI, program jaminan kesehatan untuk warga kurang mampu. “Ahmad Maulana tidak terdaftar sebagai penerima BPJS PBI, padahal kedua orang tuanya, Jaenudin dan Nurmi, tergolong keluarga pra-sejahtera yang membutuhkan bantuan.”ujar Aktivis Kesehatan Bogor, Uun Desi, Minggu (26/1). Uun juga mengungkapkan,  bahwa Jaenudin dan Nurmi, orang tua Ahmad, tidak memiliki pekerjaan tetap dan kesulitan dalam hal ekonomi. “Mereka tidak memiliki BPJS kesehatan, bahkan untuk biaya ongkos ke rumah sakit pun mereka kesulitan,” katanya. Lebih lanjut, Uun menyebut dirinya dimintai untuk mengantar Ahmat ke RSUD Tanggerang, lantaran orang tuanya tak mampu membayar ongkos. “Saya diminta untuk mengantar Ahmad karena orang tuanya tidak mampu membayar ongkos. Setelah menjalani perawatan selama 23 hari, Ahmad akhirnya meninggal dunia.”tutupnya. Kasus ini menggambarkan kesulitan yang dihadapi keluarga kurang mampu dalam mengakses layanan kesehatan meskipun ada program BPJS PBI yang seharusnya bisa membantu.