Sopir Angkot di Puncak Diliburkan saat Lebaran untuk Antisipasi Macet, Cuman Dapat Uang Segini ! 

bogorplus.id- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta para sopir angkutan kota (Angkot) di Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor untuk libur saat Hari Raya Idul Fifti 1446 H / 2025.

Hal itu disampaikan Dedi Mulyadi melalui akun instagram pribadinya bersama para sopir angkot, Kamis (27/3) kemarin.

Langkah itu diambil untuk mengantisipasi kemacetan horo di Kawasan Puncak pasca libur lebaran.

“Mereka (Sopir angkot) kita liburkan, biar dia bahagia mendekap istrinya di rumah, dan biarkan hati aku tetap merana karena tidak ada yang bisa ku dekap “ujarnya.

Ia menyampaikan, ucapan selamat kepada pihak Pemkab Bogor dan TNI-Polri karena tugas pengamanan jalur Puncak saat lebaran menjadi ringan.

“Selamat Pak Bupati, Pak Wakil Bupati, Pak Dandim, Pak Kapolres, biar tugasnya ringan. Kalau mereka tidak ngetem di jalan, mereka libur, minimal di jalannya kosong macetnya tidak terlalu parah,” katanya.

Bagaimana Nasib Para Sopir Angkot ?

Para sopir angkot kemudian mendatangi Kantor UPTD PPP LLAJ Wilayah 1 Kabupaten Bogor, Jumat (28/3).

Mereka datang untuk mendapatkan fakta integritas terkait penerimaan kompesnasi selama libur berkativitas selama satu minggu.

Sembari mengantri, salah satu sopir angkot Sumardi mengaku belum mengetahui kompensasi yang diberikan berupa uang dan bingkisan.

Hendro yang keseharian menarik angkot milik oranh lain itu, menilai uang konpensasi yang diberikan hanya cukup untuk membayar storan saja.

Diketahui, para sopir angkot menerima kompensasi sebesar Rp 1,5 Juta beserta sembako.

“Kalau untuk libur, kita mah bingung, kita bukan pemilik mobil sendiri, nah kita kan kerja sama orang, disisi lain kalo kita diliburkan satu minggu, nah kita mau dapet bantuan seperti apa apa lagi kita punya keluarga,” katanya.

Padahal kata dia, seharusnya Dinas Perhubungan (Dishub) melakukan pertemuan terlebih dahulu dengan komunitas angkot di wilayah Cisarua.

“Justru itu tadinya pengen penjelasan dulu ga langsung seperti ini, nah seenganya dari Dishub kumpulkan dulu lah supir angkot yang dari Cisarua, karena di situ banyak komunitas angkot,” kata dia.

Hendro yang telah berprofesi sebagai 25 tahun itu lantas menanyakan kembali kebijakan pemberian kompensasi itu.

Menurutnya, dari besaran Rp 1 Juta itu perlu memberikan setoran kepada pemilik mobil sebesar Rp 150 Ribu tiap satu harinya.

“Setoran ke toke 1 hari 150 Ribu dikali satu minggu sudah berapa? kan gitu, nah kita sebagai sopir dapet apa, disisi lain supir kan yang ditunggu tunggu hari lebaran, kalau kita diliburkan kita supir mau makan apa?” ucapnya.

“Hanya cukup untuk setoran mobil, tapi supir kan ga dapet apa-apa, nah justru itu, bagi supir supir bingung nya disitu,” sambung dia.

Meski begitu, ia sudah menandatangi surat pakta integritas yang menyatakan untuk tidak beroperasi mulai 1 hingga 7 April.

“Nah disini itu, apabila bagi supir sudah mendapatkan bantuan di saat ditanggal 1-7 itu narik angkot, maka uang bantuan ini akan minta dibalikan dan diambil lagi,”pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *